Jumat, 14 Juni 2013

INTERPRETASI EKG NORMAL

Gambar EKG Normal

EKG
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis". Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.

Keterangan :
1 kotak kertas EKG = 1 mm = 0,04 detik
Interval yaitu jarak yang diantaranya dilalui oleh gelombang sedangkan segment hanya jarak tanpa adanya gelombang.

P Wave/Gelombang P
  Gelombang P adalah gelombang  pertama yang menggambarkan depolarisasi(aktivitas) atrium. Normal gelombang P, tinggi dan lebar tidak melebihi 3mm atau biasanya tinggi sekitar 2,5mm dan lebar sekitar  0,11 detik.

PR Interval
   Jarak antara permulaan P sampai permulaaan QRS. Menggambarkan saat permulaan depolarisasi atrium sampai dengan permulaan depolarisasi ventrikel. Normalnya 0,12 - 0,20 detik atau sekitar 3 - 5 kotak.

QRS Complex/Gelombang QRS
  Gelombang QRS menggambarkan aktivitas depolarisasi ventrikel. Pada saat ini juga depolarisasi ventrikel terjadi bersamaan dengan repolarisasi atrium. Normal untuk lebarnya rata-rata 0,08 mm atau tidak melebihi 0,10mm.

ST Segment
  Jarak antara titik J (Junctional point/akhiran gelombang QRS) sampai dengan permulaan T.

T  Wave/Gelombang T
  Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel. Normal gelombang T, selalu mengikuti arah komplek QRS, tinggi tidak melebihi 5 mm pada ekstermitas lead( I, II, III, aVR, aVL, aVF) dan tidak melebihi 10 mm pada precordial lead (V1 s/d V6).

QT Interval
  Jarak antara permulaan Q sampai dengan akhir gelombang T. Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel sampai dengan mengadakan repolarisasi kembali. Normal QT interval antara 0,38 detik sampai dengan 0,46 detik. Biasanya QT interval pada wanita lebih panjang dari laki-laki.

U Wave/Gelombang U
  Asal-usulnya tidak diketahui dan biasanya paling jelas di V1 dan V4 dan tidak harus ada.

Kamis, 13 Juni 2013

PEREDARAN DARAH MANUSIA

Macam-macam peredaran Darah
Peredaran darah manusia dibagi menjadi dua kelompok yaitu peredaran darah besar dan peredaran darah kecil. Nama lain peredaran darah besar dalah peredaran darah sistemik sedangkan nama lain peredaran darah kecil disebut dengan peredaran darah pulmonalis. Jalur Peredaran darah kecil meliputi jantung kemudian ke menuju paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Sedangkan peredaran darah besar mengambil jalur dari jantung kemudian menuju seluruh tubuh kemudian kembali lagi ke jantung. Lihat gambar berikut ini.


CONTOH SOAL UAM MP2 FK USAKTI


1. Kelompok kewajiban yuridis dokter sebagai  fungsi sosial?
2. Di universitas larangan menggunakan sandal jepit adalah?
3. Yang berwenang membuat kode etik kedokteran?
4. Dalam menghadapi wabah penyakit bentuk pengalaman belajar yang di terapkan adalah ?
5. Dalam suatu daerah banyak pasien ibu hamil anemia,bentuk pengalaman blajar yang di terapkan adalah ?
6. Berkas rekam medis merupakan milik RS, sedangkan isinya ?
7. Isi dari rekapm medih ?
8. Yang memiliki kewajiban menjaga rahasia pasien, kecuali petugas laboratorium !
9. Yang termasuk muasif  pemasangan  kateter pada jantung koroner?
10. Pencetus positivisme?
11. Apriori?
12. Aposteriori?

Tugas Jurnal Reflektif

Prompt:Pengalaman belajar yang paling berkesan selama 1 minggu terakhir


  1 Minggu yang lalu tepatnya tgl.24 September  2012 adalah awal masuk modul pertama untuk Modul pengantar setelah melewati proses UTM & UAM MP2.Kesan saya pertama kali dalam materi MP1 adalah kaget,ternyata apa yang saya bayangkan bahwa MP1 lebih mudah daripada MP2 ternyata salah.MP1 lebih banyak menggunakan bahasa inggris dalam slidenya dibandingkan dengan MP2 yang sangat jarang.Saya sempat merasa down ketika membayangkan bagaimana jika Soal-soal MP1 ternyata banyak memakai bahasa inggris sedangkan tingkat kemampuan saya dalam berbahasa inggris masih kurang dan belum terlalu paham akan makna-makna dalam modul tersebut yang hampir setiap slidenya berbahasa inggris.Mungkin ini akibat dari saya yang terlalu santai dalam mempelajari bhs.Inggris waktu masih SMA.

Senin, 10 Juni 2013

SEBUAH SURAT UNTUK DOKTER DAN MAHASISWA KEDOKTERAN



Rekan sejawat yang terhormat,

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda.
Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah
Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.

Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.

Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.

Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…


NB :
Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.


Aditya Putra Priyahita,
seorang yang sangat merindukan sebuah reuni anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di surga nanti

Kisah Hidup Mahasiswa FK: Refleksi Diri

Kisah Hidup Mahasiswa FK: Refleksi Diri: Mau sharing # RefleksiDiri sebentar di siang hari ini, jika terganggu silahkan di mute. :) Mungkin kita pasti pernah mengeluh ketika kit...

Kanker Payudara (Carcinoma Mammae)


Kanker payudara
Kanker payudara atau Carcinoma mammae adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,cepat dan tidak terkendali.Sel yang tidak normal (Tumor Ganas) ini bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,saluran susu,jaringan lemak maupun jaringat ikat pada payudara.Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD).

Penyebab
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang
menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara.
Faktor Risiko oleh Winners4lifeindonesia.com
Beberapa faktor risiko yang berpengaruh adalah :
1. Usia.
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Risiko terbesar
ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2. Pernah menderita kanker payudara.
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada
payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki
risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
4. Faktor genetik dan hormonal.
5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
6. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia
55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.(semakin dini menarke,semakin besar resiko terkena.demikian pula dg menapouse ataupun kehamilan.semakin lambat menapouse dan kehamilan pertama,semakin besar resiko terkena).
7. Pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen.
8. Obesitas pasca menopause (Kegemukan setelah haid).
9. Pemakaian alkohol.
Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko terjadinya
kanker payudara.
10. Bahan kimia.
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin
meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
11. DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi
menderita kanker payudara.
12 .Radiasi atau Penyinaran.Bisa dari sering melakukan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat X-ray.
13.Pola Hidup : tidak menikah/menyusui,suka minum alkohol,merokok,sering mengalami stress berat.
Faktor resiko yang bisa dikendalikan
1.Berat badan
Memiliki berat badan diatas normal dapat memicu atau menambah resiko terkena kanker payudara terlebih bagi wanita yang telah mengalami masa menapouse.Jaringan lemak merupakan sumber dari produksi estrogen setelah tubuh mengalami menapouse.Sehingga semakin tinggi jaringan lemak,akan memperbanyak produksi hormon estrogen seseorang dalam hal ini wanita sehingga dapat memicu timbulnya kanker payudara.
Satu hal yang klise namun sangat optimal dan selalu berpasangan dg kata2 ‘berat badan’ adlh berolahraga.setidaknya 45-60menit tiap 2-3xseminggu.
2.Konsumsi Alkohol
3.Kadar Estrogen
Sel payudara tumbuh,baik normal maupun abnormal karena adanya stimulasi hormon estrogen,dibawah ini merupakan kadar estrogenyang masih dapat anda kendalikan,adalah dg membatasi dan mengurangiserta cegah:penggunaan obat2an hormonal,kelebihan berat badan,konsumsi alkohol.
5.Merokok
Wanita yg memiliki kebiasaan merokok dan belum pernah mengandung anak pertama,memiliki resiko 20% lebih tinggi menderita kanker payudara dibandingkan wanita yg baru mulai merokok setelah memiliki anak pertama atau tdk merokok sama sekali,dilaporkan oleh mayoclinic proceeding dari suatu hasil studi.
Faktorresiko diluar kendali
1.Jenis kelamin
Rata-rata kanker payudara terjadi pada wanita.Namun hal ini bkn berarti pria tdk memiliki risiko terhadap kanker payudara.Sel payudara  pada wanita secara konstan berubah-ubah,dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron,sehingga wanita lebih rentan terkena drpd pria.
2.Riwayat keluarga
Prof.Sun menambahkan untuk faktor keturunan hanya berpengaruh 15% yg ditularkan bkn kankernya tp kemudahan untuk terkena kanker lebih besar.
3.Kehamilan dan menyusui
Wanita yg pernah hamil dan menjalani pemberian ASI kpd anaknya dpt mengurangi resiko terkena kanker.Namun,bagi wanita yg belum pernah mengandung pertama kalinya diatas umur 30 thn mengalami resiko yg lebih besar.


Gejala dan Tanda
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki
pinggiran yang tidak teratur.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan
dengan mudah di bawah kulit.
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di
sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak
atau borok di kulit payudara.
Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak,
perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting
susu
(biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah),
perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun
areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu),
payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik, puting susu
tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau pembengkakan salah satu
payudara.
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,
pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
Pencegahan
Banyak faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli
kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa
mengurangi angka kejadian kanker.
Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah
diobati dan bisa disembuhan jika masih pada stadium dini.
Sadari, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur
penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.
Penatalaksanaan
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh
terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi.
Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat
penghambat hormon.
Terapi penyinaran digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di tempat
pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening.
Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang
berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan
obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang
menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel
kanker di seluruh tubuh.
Jangan Takut
Walaupun dalam kehidupan kita sekarang ini tampaknya segala sesuatu dapat menyebabkan kanker, kita tidak perlu terlalu takut. Kanker tidaklah semudah itu menyerang kita. Tidak semua hal menyebabkan kanker. Juga, kanker tidak menular. Jika kita memiliki satu atau beberapa faktor resiko kanker, bukan berarti kita pasti menderita kanker. Memang beberapa orang lebih sensitif terkena kanker dibanding yang lain. Tetapi itu pun belum tentu! Jadi tidak usah takutlah, apalagi sampai stres. Kalau kita stres, justru stres itulah yang membuat kondisi kita buruk, dan memudahkan datangnya penyakit.
Pencatatan Dan Pemeriksaan Fisik Yang Cermat

Seringnya awal itu menjadi penentu. Pengumpulan data yang kelihatannya sepele ini menjadi penting maknanya tatkala di kemudian waktu informasi ini dibutuhkan. Data itu menyangkut umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, riwayat keluarga, dan lain-lain. Hal ini akan berkaitan dengan faktor resiko seseorang terkena kanker. Dari penampakan dan pemeriksanan fisik saja seorang dokter bedah berpengalaman sudah bisa curiga tumor atau kelainan yang diderita pasiennya termasuk ganas atau tidak. Benjolan yang membesar agresif, tumbuh dalam waktu singkat, batas tidak tegas, terfiksir di bagian lain di sekitarnya, apalagi nampak adanya luka borok, dapat dicurigai suatu tumor itu ganas. Kecurigaan bertambah jika penderita tersebut mengalami penurunan kondisi secara drastis. Dari pemeriksaan fisik juga diharapkan pemeriksa dapat menentukan tumor primer yang jelas, adanya pembesaran kelenjar limfe, memperkirakan tumor tersebut bisa dioperasi bersih (operable) atau tidak, dan mencari apakah ada kelainan/penyakit lain yang diderita selain tumornya. Jika keadaan-keadaan ini luput dari perhatian dan dengan under estimate seorang dokter bedah gegabah melakukan tindakan operasi untuk mengangkat tumor secara langsung, bisa jadi tindakannya malah membangunkan macan tidur karena tidak menjalankan prinsip-prinsip onkologi secara benar. Atau lebih sering terjadi apa yang disebut hoopla surgery yaitu bedah dengan perasaan kaget melihat kenyataan jaringan tumor yang akan dioperasi tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya…

Penentuan Stadium Tumor

Berdasarkan pertemuan pakar onkogi sedunia telah disepakati bahwa patokan untuk menntukan stadium tumor ganas dinilai dari 3 hal yaitu TNM (tumor, node, metastase): besarnya tumor itu sendiri, node atau kelenjar limfe yang terkena di sekitarnya, dan ada tidaknya metastase. Pada tahap inilah selain pemeriksaan fisik yang cermat, dibutuhkan juga pemeriksaan penunjang lainnya, seperti foto x-ray dada, USG, bone scanning, CT scan, ataupun petanda tumor. Yang dicari adalah kemungkinan adanya penyebaran tumor di bagian organ yang dideteksi. Dari data ini kemudian ditentukan T-nya berapa, N-nya berapa, dan M-nya ada atau tidak. Perhitungan besarnya T dan jauhnya N dari tumor primer masing-masing kanker di lokasi tertentu di tubuh kita mempunyai topografi atau batas-batas tersendiri. Kemudian dari sini ditentukan stadiumnya. Stadium I, IIA, IIB, dan seterusnya. Misalnya tumor ganas paru berdiameter 4 cm, didapatkan pembesaran kelenjar di areal dekat saluran nafas pada sisi yang sama, tanpa ada penyebaran, maka termasuk T2N1M0 atau stadium II.

Pemeriksaan Biopsi

Pemeriksaan mikroskopik terhadap sample tumor yang bisa menggambarkan histopatologis –struktur dan kateristik sel- dari jaringan yang dicurigai kanker tersebut. Ini menjadi penentu seseorang dapat divonis terkena kanker atau tidak. Memang sangat dipengaruhi sekali pada saat pengambilan bahan biopsi, sudah dapat mewakili seluruh kondisi tumor atau belum. Ada beberapa cara pengambilan biopsi. Hal ini bisa dipilih dengan pertimbangan letak tumor, efektivitas pengambilan, fasilitas yang tersedia dan kemungkinan radikalitas tumor itu sendiri. Dikenal ada: open biopsy (eksisi dan insisional biopsy), biopsy jarum, trucut biopsy, punch biopsy, dan curettage biopsy (biopsi kerokan). Dari pemeriksaan ini dapat ditentukan jenis, sifat sel tumor, dan tingkat diferensiasi (perubahan) sel dari struktur normal sehingga bisa diketahui seberapa ganasnya sel-sel tumor itu. Dari informasi ini kemudian dokter bisa memprediksi hasil therapy yang nantinya akan diberikan. Pengerjaan untuk melakukan biopsy dapat dilakukan sebelum pembedahan utamanya dikerjakan (yang ini lebih dianjurkan), atau bisa juga pada saat pembedahan sebagai upaya therapeutic. Yang paling penting diketahui bahwa apapun hasilnya, si pasien mempunyai hak untuk mengetahui dan mendapatkan hasil pemeriksaan patologi tersebut. Dan dokter dengan caranya tersendiri wajib menginformasikan hal itu secara langsung kepada si pasien.

Menentukan Keadaan Umum (Status Performance) Penderita

Setelah semua tahap di atas dijalani sampai mendapatkan kesimpulan jenis kanker apa dan seberapa parahnya, maka sebelum menentukan therapy yang akan diberikan, seorang dokter harus menilai dulu keadaan umum atau kondisi penderita. Mungkin saja tingkat keganasan tumornya masih rendah tapi kondisi tubuh yang lain dalam keadaan payah, tentu mempengaruhi pilihan therapy dan dosis yang diberikan karena therapy kanker itu sendiri, khususnya kemoterapi, membawa efek samping yang luar biasa. Sehubungan dengan ini, disamping cara pengukuran lain, dikenal lebih umum penggunaan score dari Karnovski yang berskala dari 0 – 100. Makin baik kondisi penderita, ia akan memiliki score mendekati 100. Dikatakan therapy untuk kanker akan beresiko pada penderita dengan score di bawah 30, dimana seorang penderita sudah tidak mampu lagi menjalankan aktifitas kesehariannya tanpa dibantu orang lain. Dari sini juga akan dinilai penyakit atau gangguan apa saja yang menyertai penderita kanker. Bisa itu implikasi dari keganasannya atau mungkin penyakit yang berdiri sendiri, seperti; kelainan jantung, diabetes, gagal ginjal, liver, dan lain-lain.

Menentukan Pilihan Jenis Therapy

Ada beberapa bentuk therapy untuk keganasan yang memiliki respon berbeda antar satu jenis kanker dengan jenis kanker yang lain. Jenis therapy itu meliputi; pembedahan, khemotherapy, radiotherapy atau therapy penyinaran, therapy hormonal, dan biotherapy. Dari data dan penelitian yang telah dipelajari, sudah dapat dipastikan satu keganasan lebih sensitif terhadap therapy A dibandingkan dengan therapy B. Namun dalam penerapannya akan memberi hasil lebih optimal kalau dikombinasi antar jenis therapy itu. Sehingga di bidang onkologi, therapy ini dapat digolongkan menjadi: therapy utama, therapy tambahan, therapy komplikasi, dan therapy suportif / bantuan. Misalnya, tumor ganas payudara atau carcinoma mammae, pembedahan merupakan therapy utamanya, sedangkan khemotherapy dan atau radiotherapy menjadi therapy  tambahan. Jika dilakukan pembedahan, ada dua tujuan utamanya, kalau bukan untuk kuratif (mengambil bersih tumornya), pembedahan bisa bertujuan hanya sebagai therapy paliatif, dengan maksud meringankan atau memperbaiki kondisi penderita tanpa memandang pengangkatan tumor itu tuntas atau tidak.

Implementasi Therapy

Dari sini ditentukan jenis pembedahan apa yang akan diambil, kalau itu memerlukan pembedahan. Kalau dibutuhkan kemotherapy, seberapa lama dan berapa seri akan diberikan, kombinasi dari obat kemotherapy apa saja dan seberapa banyak dosisnya. Begitu juga untuk radiotherapy dan hormonal therapy, dengan telah melewati tahap-tahap sebelumnya, semestinya sudah dapat ditentukan berapa banyak dosisnya, lama dan rentang waktu pemberiannya. Ini merupakan tahap akhir penanganan kanker yang justru sangat melelahkan dan menyakitkan bagi penderita. Di samping waktu pelaksanaannya lama, juga mengingat efek samping yang ditimbulkan obat-obat khemotherapy ini amat sangat tidak mengenakkan. Tidak jarang banyak penderita yang kelahan, bosan, putus asa dan tersiksa menjalaninya sehingga terpaksa harus menyerah di tengah jalan, terutama bagi mereka yang terkena kanker bermetastase (menyebar) yang tidak bisa lepas menjalani therapy ini seumur hidupnya.

Evaluasi Dan Monitoring

Untuk mengetahui hasil therapy yang telah diberikan, perlu diadakan evaluasi secara berkala. Bisa setiap 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun bahkan sampai 5 tahun sekali secara periodik. Evaluasinya oleh dokter melalui pemeriksaan fisik yang dilakukan dan atau ditambah pemeriksaan penunjang seperti yang sebelumnya dikerjakan, terutama untuk mendeteksi ada tidaknya sisa atau pertumbuhan penyebaran tumor itu lebih lanjut. Dari monitoring ini dapat saja seorang onkolog menurunkan dosis dan memperpanjang waktu serial therapy yang akan diberikan. Di sini dibutuhkan lagi disiplin serta semangat tinggi para penderita.

Bagi anda yang sedang berjuang melawan kanker, jangan putuskan asa anda, jangan patahkan semangat anda. Kuatlah berjuang. Isi waktu anda dengan aktivitas keseharian seperti biasa, jangan terlalu terlarut dengan kesedihan dan penyesalan diri. Studi membuktikan, bagi mereka yang bisa berpikir posistif apalagi mempunyai tipe kepribadian yang ekstrovert akan dapat meningkatkan 5 year survival rate-nya. Bisa menjalani hidup lebih lama dari prediksi yang diperkirakan sebelumnya…..

dr. Eka Kusmawan, SpB
Kepala Instalasi Kamar Operasi dan Ketua SMF Bedah Surya Husadha Hospital, Bali

Sambutan

Bismillahirrahmanirrahim...
Pertama-tama puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmatnya lah kita diberikan kesehatan hingga saat ini. Kesehatan yang Ia berikan kepada kita semata-mata agar kita lebih bisa bersyukur atas nikmatnya. Maka cara kita mensyukuri nikmat tersebut dengan menjaga dan merawat tubuh kita, bukan dengan memperhatikan diri kita sendiri tetapi kita juga harus memperhatikan sekitar kita.
  Tujuan saya membuat blog ini semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah. Dalam blog ini saya akan berbagi ilmu tentang apa yang saya dapatkan di bangku perkuliahan fakultas kedokteran Universitas Trisakti angkatan 2012. Tapi alangkah baiknya lagi jika kita semua berbagi ilmu seperti pada hadits “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari) dari kutipan tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa walaupun sedikit yang bisa saya sampaikan semoga bisa berguna dan bermanfaat untuk kita semua. Amiiiin... :)